Kamis, 17 Desember 2015

ppt sim intelijen

MAKALAH
Intelijen Bisnis pada PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (AMRT)
Disusun guna memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen




Disusun oleh :

Nama     : Karmelita Indah Pratiwi     
NIM        : 1A122066


STIE BANK BPD JATENG
Jl. Pemuda no. 4 Semarang 50139
2015



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Intelijen Bisnis pada PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (AMRT) sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah dini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.





Semarang,      Desember 2015

  
   Penulis







1.1              Latar Belakang Masalah
Sering kali kita mendengar istilah intelijen bisnis atau lebih terkenal dengan Bussiness Intelligence ( BI ). Intelijen bisnis sebenarnya merupakan  pengolahan data khusus untuk informasi bisnis. Intelijen bisnis mempunyai komponen berupa seperangkat teori, metodologi, proses, arsitektur, dan teknologi yang mampu mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna untuk tujuan bisnis . Intelijen bisnis dapat menangani sejumlah besar informasi untuk membantu mengidentifikasi dan mengembangkan peluang baru dalam dunia bisnis. Dengan memanfaatkan intelijen bisnis, kita akan bisa mendapatkan peluang baru dan menerapkan strategi yang efektif sehingga mampu menghasilkan keuntungan pasar kompetitif dan stabilitas jangka panjang.
       Dengan bantuan Teknologi Informasi, intelijen bisnis mampu memberikan gambaran tentang sejarah operasi bisnis, kondisi bisnis saat ini dan prediksi operasi bisnis di masa datang. Fungsi umum dari teknologi intelijen bisnis adalah melaporkan, pengolahan analisis online, data mining, pengolahan informasi kompleks, bisnis manajemen kinerja, analisis prediktif dan analisis preskriptif












1.2               Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Intelijen Bisnis ?
2.      Bagaimana Sejarah Intelijen Bisnis ?
3.      Bagaimana Aplikasinya dalam sebuah Perusahaan?
4.      Dari mana saja Sumber Informasi Intelijen ?
5.      Apa saja Unsur Pokok dalam Informasi Intelijen ?
6.      Apa itu Gudang Data (Data Warehouse)
7.      Bagaimana Prioritas Proyek IB ?
8.      Apa Faktor Sukses dari Implementasi IB?
9.      Apa manfaat IB bagi pengguna ?
10.  Apa Portal IB ?
11.  Bagaimana pangsa pasar dari IB ?
12.  Apa Contoh penerapan dari IB?

1.3               Tujuan & Manfaat
1.              Untuk mengetahui pengertian dari Intelijen Bisnis
2.              Untuk memahami Sejarah Intelijen Bisnis
3.              Untuk mengetahui aplikasi Intelijen Bisnis dalam sebuah Perusahaan
4.              Untuk mengetahui Sumber Informasi Intelijen Bisnis ?
5.              Untuk mengetahui Unsur Pokok dalam Informasi Intelijen Bisnis ?
6.              Untuk mengetahui Gudang Data (Data Warehouse)
7.              Untuk mengetahui Prioritas Proyek IB ?
8.              Untuk memahami Faktor Sukses dari Implementasi IB?
9.              Untuk memahami manfaat IB bagi pengguna ?
10.          Untuk mengetahui Portal IB ?
11.          Untuk mengetahui pangsa pasar dari IB ?
12.          Untuk mengetahui Contoh penerapan dari IB?






Inteligensi Bisnis (IB) adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi IB dapat menangani data yang tak terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari IB yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang. 
Teknologi IB menyediakan riwayat, pandangan sekarang dan prediksi dari operasi bisnis. Fungsi-fungsi umum dari teknologi inteligensi bisnis adalah pelaporan, pemrosesan analisis daring, analitis, penggalian data, penggalian proses,pemrosesan kejadian kompleks, manajemen performansi bisnis, pengukuran, penggalian teks, analitis prediktif dan analitis preskriptif.
IB dapat digunakan untuk mendukung sejumlah besar keputusan bisnis mulai dari operasi sampai strategis. Keputusan operasi termasuk penempatan dan harga produk. Keputusan strategis termasuk prioritas, tujuan dan arah pada tingkat yang lebih luas. Pada semua kasus, IB lebih efektif bila digabungkan dengan data yang didapat dari pasar tempat perusahaan beroperasi (data eksternal) dengan data dari sumber internal bisnis perusahaan seperti data operasi dan finansial (data internal). Bila digabungkan, data eksternal dan internal bisa menyediakan gambaran yang lebih lengkap, yang efeknya, menciptakan "inteligensi" yang tidak dapat diturunkan dari kumpulan data tunggal manapun. 
Inteligensi Bisnis dibangun dari sejumlah komponen termasuk:
·         Alokasi dan agregasi multidimensi
·         Denormalisasi, penandaan dan standarisasi
·         Pelaporan seketika dengan peringatan analitis
·         Sebuah metode antarmuka terhadap sumber data tak terstruktur
·         Perkiraan konsolidasi grup, anggaran dan perpindahan (pegawai)
·         Inferensi statistik dan simulasi probabilitas
·         Optimisasi kunci indikasi performansi
·         Pengontrolan versi dan manajemen proses
·         Manajemen item terbuka


2.2               Sejarah Intelijen Bisnis

       Istilah intelijen bisnis pertama kali digunakan oleh Hans Peter, seorang peneliti di IBM, dalam sebuah artikel pada tahun 1958. Intelijen Bisnis merupakan evolusi dari sistem pendukung keputusan Decision Support Systems (DSS) yang dimulai pada tahun 1960 dan dikembangkan pada tahun 1980-an. DSS berasal dari model dibantu komputer dibuat untuk membantu pengambilan keputusan atau Executive Information Systems (EIS) dan perencanaan. Dari DSS , Data Warehouse, Sistem Informasi Eksekutif (EIS), OLAP dan akhirnya menjadi  intelijen bisnis. Suatu metamorfosa yang hebat.

Pada tahun 1989, Howard Dresner, seorang analis Gartner Group, mengusulkan agar istilah intelijen bisnis dipakai untuk menggambarkan konsep dan metode untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan menggunakan sistem pendukung berbasis fakta. Pada akhir tahun 1990, Bussiness Intelligence menjadi berkembang demikian pesat.

      Seringkali aplikasi Intelijen Bisnis menggunakan data yang dikumpulkan dari data warehouse atau data mart. Sebuah gudang data adalah salinan dari data transaksional yang memfasilitasi dukungan keputusan. Namun, tidak semua gudang data yang digunakan untuk intelijen bisnis, juga tidak semua aplikasi bisnis intelijen memerlukan data warehouse.

      Sekarang istilah Intelijen Bisnis bisa didefinisikan menjadi seperangkat metodologi , proses , arsitektur , dan teknologi yang mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna digunakan untuk memungkinkan wawasan strategis yang lebih efektif , taktis, dan operasional dan pengambilan keputusan . Apabila menggunakan definisi ini , intelijen bisnis juga mencakup teknologi seperti integrasi data , kualitas data , data pergudangan , magister manajemen data, teks dan analisis konten , dan banyak orang lain yang kadang-kadang ke segmen manajemen Informasi.

2.3               Aplikasi dalam sebuah perusahaan
Bisnis intelijen dapat diterapkan untuk tujuan bisnis berikut , dalam rangka mendorong nilai bisnis :
.1 . Pengukuran – aplikasi / program yang mampu menciptakan hirarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan menuju tujuan bisnis
2. Analisis – aplikasi / program yang mampu membangun proses kuantitatif untuk bisnis untuk sampai pada keputusan yang optimal dan untuk melakukan bisnis penemuan pengetahuan. Pada proses analisis ini, sering melibatkan: data mining, data proccess, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif, pemodelan proses bisnis, pengolahan informasi kompleks dan analisis preskriptif
3. Pelaporan – aplikasi / program yang mampu membangun infrastruktur untuk pelaporan strategis untuk melayani manajemen strategis bisnis, bukan pelaporan operasional. Sering melibatkan visualisasi data, sistem informasi eksekutif dan OLAP .
4. Kolaborasi / platform kolaborasi – aplikasi / program yang mampu mendapat area yang berbeda ( baik di dalam dan di luar bisnis ) untuk bekerja sama melalui berbagi data dan pertukaran data elektronik.
5. Pengetahuan manajemen - aplikasi/ program yang mampu membuat data perusahaan didorong melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan, merepresentasikan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman yang pengetahuan bisnis sejati.

      Selain di atas, intelijen bisnis juga dapat memberikan pendekatan pro-aktif, seperti fungsi alarm untuk mengingatkan segera untuk pengguna aplikasi. Ada banyak jenis peringatan, misalnya jika beberapa nilai bisnis melebihi nilai ambang jumlah dalam laporan, maka intelijen bisnis akan memberikan peringatan dan analis bisnis bisa menjadi lebih waspada. Kadang-kadang mail alert akan dikirim ke pengguna juga.

Sistem informasi intelijen secara otomatis bertugas mencari dan menganalisis informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundangan dan ekonomi dari satu atau lebih negara disamping juga tentang kesehatan dan prospek masa depan industri dimana perusahaan bersangkutan merupakan bagian didalamnya serta juga tentang pesaingnya.
Sistem informasi intelijen akan memberikan informasi perencanaan yang para manajer tidak menerima dari sumber lain.
2.4               Sumber informasi intelijen :
  1. Lembaga pemerintah.
  2. Asosiasi perdagangan industri
  3. Perusahaan riset pasar swasta
  4. Media massa
  5. Kajian khusus yang dilakukan organisasi
  6. Internet
Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk memahami strategi pesaing, pergeseran halus dalam selera konsumen.
2.5               Unsur pokok dalam informasi intelijen :
  1. Profil keperluan informasi dari manajer
  2. Sistem penggalian informasi manajemen
  3. Sistem pengkodean dan penyimpanan.
  4. Sistem analisis data
  5. Kajian khusus
  6. Sistem pelaporan
  7. Pedoman penghapusan data.
Sistem intelijen dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu perusahaan atau lembaga. Sekarang ini tidak hanya perusahaan besar yang memiliki sistem intelijen banyak perusahaan kecil yang juga mempunyai.
2.6               Gudang Data (Data Warehouse)
Seringkali aplikasi IB menggunakan data yang dikumpulkan dari suatu gudang data (GD) atau dari pasar data, dan konsep dari IB dan GD terkadang digabungkan sebagai "IB/GD" (atau "BI/DW")  atau "IBGD". Suatu gudang data mengandung salinan dari data analitis yang memfalisitasi pendukungan keputusan. Namun, tidak semua layanan gudang data untuk inteligensi bisnis, tidak juga semua aplikasi inteligensi bisnis membutuhkan sebuah gudang data.
Untuk membedakan antara konsep dari inteligensi bisnis dan gudang data, Forrester Research mendefinisikan inteligensi bisnis dengan satu atau dua cara:
1.         Menggunakan definisi luas: "Inteligensi Bisnis adalah suatu kumpulan metodologi, proses, arsitektur, dan teknologi yang mengubah data mentah menjadi informasi yang bermakna dan berguna digunakan untuk mendapatkan strategi yang lebih efektif dan taktis, dan wawasan operasional dan pengambilan-keputusan."  Di bawah definisi ini, inteligensi bisnis juga mengikutkan teknologi seperti integrasi data, kualitas data, penggudangan data, manajemen data-master, analitis konten dan teks, dan banyak lainnya yang terkadang pasar menyatukannya ke segmen "Manajemen Informasi". Oleh karena itu, Forrester mengacu pada persiapan data dan penggunaan datasebagai dua bagian yang terpisah tapi pada segmen yang berkaitan dekat dari susunan arsitektur inteligensi-bisnis.
2.         Forrester mendefinisikan pasar inteligensi-bisnis yang lebih kecil sebagai,
"... mengacu hanya pada lapisan paling atas dari susunan arsitektural IB seperti pelaporan, analitis dan dasbor." 

2.7               Prioritas proyek IB
Akan sangat sulit untuk menyediakan kasus bisnis yang positif untuk inisiatif inteligensi bisnis, dan terkadang proyek tersebut harus diprioritaskan lewat inisiatif strategis. Proyek IB bisa mendapatkan prioritas tinggi dalam organisasi jika manajer mempertimbangkan hal-hal berikut:
·         Seperti yang dijelaskan oleh Kimball manajer IB harus menentukan keuntungan yang jelas seperti mengeliminasi biaya dari memproduksi laporan terdahulu.
·         Akses data untuk seluruh organisasi harus dipaksa. Dengan cara ini bahkan keuntungan kecil, seperti hematnya waktu beberapa menit, membuat perbedaan jika dikalikan dengan jumlah pekerja dalam seluruh organisasi.
·         Seperti yang dijelaskan oleh Ross, Weil dan Roberson untuk Arsitektur Perusahaan, manajer harus mempertimbangkan untuk membiarkan proyek BI diarahkan oleh inisiatif bisnis lainnya dengan kasus bisnis yang lebih bagus. Untuk mendukung pendekatan ini, organisasi harus memiliki arsitektur bisnis yang dapat menentukan proyek bisnis yang sesuai.
·         Menggunakan suatu metodologi yang terstruktur dan kuantitatif untuk menciptakan prioritas yang dapat dipertahankan sejajar dengan kebutuhan sebenarnya dari organisasi, seperti matriks keputusan berbobot. 

2.8               Faktor Sukses dari Implementasi
Menurut Kimball dkk., ada tiga wilayah kritis yang mana organisasi harus miliki sebelum mulai melakukan proyek IB: 
1.     Tingkat komitmen dan dukungan proyek dari senior manajemen
2.     Tingkat kebutuhan bisnis untuk menciptakan sebuah implementasi IB
3.     Jumlah dan kualitas dari data bisnis yang ada.

Komitmen dan dukungan dari senior manajemen menurut Kimball dkk., adalah kriteria yang paling penting dalam penilaian. Hal ini dikarenakan memiliki manajemen yang mendukung kuat membantu melewati permasalahan yang dihadapi dalam proyek. Namun, seperti yang Kimball dkk. katakan: "Bahkan rancangan sistem GD/IB yang paling elegan pun tidak dapat mengatasi minimnya dukungan [manajemen] bisnis". 
Sangatlah penting bahwa personil yang berpartisipasi dalam proyek memiliki visi dan ide tentang keuntungan dan kerugian dari implementasi sistem IB. Dukungan bisnis yang baik harus memiliki pengaruh kuat dalam organisasi dan harus berhubungan baik dalam organisasi. Ideal bila pendukung bisnis menuntut tapi juga harus mampu bersikap realistik dan suportif jika implementasi menghadapi keterlambatan atau kekurangan. Sokongan manajemen juga harus mampu mengasumsikan akuntabilitas dan bertanggung jawab terhadap kegagalan dan kemunduran dari proyek. Dukungan dari berbagai anggota manajemen memastikan proyek tidak gagal jika salah seorang keluar dari grup utama. Namun, banyaknya manajer yang bekerja sama dalam proyek bisa juga berarti akan adanya kepentingan berbeda yang mencoba menarik proyek ke arah yang berbeda, seperti jika suatu departemen menginginkan pengaruh penggunaan yang lebih kuat pada sisinya. Masalah ini bisa diatasi dengan analisis yang spesifik dari awal terhadap wilayah bisnis yang menguntungkan implementasi kesemuanya. Semua pemegang saham dalam proyek harus berpartisipasi dalam analisis dengan tujuan supaya mereka merasakan kepemilikan dari proyek dan untuk menemukan kesamaan.
Permasalahan manajemen yang lain yang harus dihadapi sebelum memulai implementasi yaitu jika pendukung bisnis terlalu agresif. Jika individu manajemen terbawa oleh kemungkinan-kemungkinan penggunaan IB dan mulai menginginkan implementasi GD atau IB untuk memasukan beberapa kumpulan data yang berbeda yang pada tahap perencanaan awal tidak diikutkan. Namun, karena implementasi tambahan dari data tambahan bisa menambah jumlah waktu dari rencana semula, akan lebih bijak untuk memastikan orang dari manajemen sadar dari aksi mereka.

Karena keterkaitan yang dekat dengan senior manajemen, hal penting yang harus diperhatikan sebelum proyek dimulai adalah apakah ada kebutuhan bisnis dan apakah jelas keuntungan bisnis dengan melakukan implementasi.  Kebutuhan dan keuntungan dari implementasi terkadang diarahkan oleh kompetisi dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan di pasar. Alasan lain untuk pendekatan berbasis-bisnis untuk implementasi IB adalah akuisisi organisasi lain untuk memperbesar organisasi awal terkadang menguntungkan untuk mengimplementasikan GD atau IB dengan tujuan untuk membuat pengawasan yang lebih.
  Perusahaan yang mengimplementasikan IB biasanya organisasi yang besar dan multinasional dengan cabang yang beragam.  Solusi IB yang dirancang baik menyediakan pandangan konsolidasi dari kunci data bisnis yang tidak ada di tempat lainnya di dalam organisasi, memberikan manajemen visibilitas dan kontrol terhadap pengukuran yang sebelumnya tidak ada.
Tanpa data yang cukup, atau dengan kualitas data yang kecil, setiap implementasi IB akan gagal: tidak penting seberapa bagus dukungan manajemen atau motivasi berbasis-bisnis. Sebelum implementasi sebaiknya dilakukan pemrofilan data terlebih dahulu. Analisis ini mengidentifikasi "isi, konsistensi dan struktur [...]"  dari data. Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin dalam proses dan jika analis memperlihatkan bahwa datanya kurang, tangguhkan proyek untuk sementara sambil departemen IT memikirkan bagaimana mengumpulkan data secara benar.
Saat merencanakan untuk kebutuhan-kebutuhan data bisnis dan inteligensi bisnis, selalu disarankan untuk mempertimbangkan skenario tertentu yang berlaku untuk organisasi tertentu, dan kemudian memilih fitur-fitur inteligensi bisnis yang cocok untuk skenario tersebut.
Terkadang, skenario berkembang di sekitar proses-proses bisnis yang berbeda, tiap-tiapnya dibangun dari satu atau lebih sumber data. Sumber-sumber tersebut digunakan oleh fitur-fitur yang menggambarkan data tersebut sebagai informasi untuk pengetahuan pekerja, yang selanjutnya beraksi terhadap informasi tersebut. Kebutuhan bisnis dari organisasi untuk setiap proses bisnis yang diadopsi bergantung pada langkah-langkah penting dari inteligensi bisnis. Langkah-langkah penting dari inteligensi bisnis ini mengikutkan, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
1.                   Langsung ke sumber data untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
2.                   Mengubah data bisnis menjadi informasi dan berikan secara tepat
3.                   Query dan analisis data
4.                   Beraksi terhadap data yang terkumpulkan

Aspek kualitas dalam inteligensi bisnis harus mencakup semua proses dari sumber data sampai pelaporan akhir. Pada setiap langkah, gerbang kualitas-nya berbeda:
1.                   Sumber data:
·       Standarisasi data: agar data dapat dibandingkan (unit yang sama, pola yang sama, dsb.)
·       Manajemen Master Data: referensial yang unik
2.                   Penyimpanan data operasional:
·       Pembersihan data: mendeteksi dan mengoreksi data yang salah
·       Pemrofilan data: memeriksa nilai yang salah atau kosong
3.                   Gudang data:
·       Kelengkapan: memeriksa apakah semua data telah dimuat
·       Integritas referensial: unik dan referensial terhadap semua sumber
·       Konsistensi antara sumber: memeriksa data konsolidasi terhadap sumber
4.                   Pelaporan:
·       indikator keunikan: hanya satu kamus indikator yang dibagikan
·       Akurasi formula: formula pelaporan lokal harus dihindari atau diperiksa

2.9               Manfaat IB bagi Pengguna
Beberapa pertimbangan harus dibuat dengan tujuan supaya sukses mengintegrasikan penggunaan dari sistem inteligensi bisnis dalam sebuah perusahaan. Pada akhirnya sistem IB harus diterima dan digunakan oleh pengguna supaya bernilai bagi perusahaan. Jika usabilitas dari sistem sangat buruk, para pengguna bisa frustasi dan menghabiskan banyak waktu memahami bagaimana cara menggunakan sistem atau mungkin tidak benar-benar bisa menggunakan sistem. Jika sistem tidak memberikan nilai tambah bagi misi pengguna, mereka tidak menggunakannya. 
Untuk meningkatkan penerimaan pengguna terhadap suatu sistem IB, disarankan untuk mengkonsultasikan pengguna bisnis pada tahap awal siklus GD/IB, sebagai contohnya pada fase pengumpulan kebutuhan.  Hal ini bisa menyediakan wawasan terhadap proses bisnis dan apa yang pengguna butuhkan dari sistem IB. Ada beberapa metoda untuk mengumpulkan informasi ini, seperti kuesioner dan sesi wawancara.
Saat mengumpulkan kebutuhan dari pengguna bisnis, departemen IT lokal juga harus diikutkan untuk menentukan sampai mana kemungkinan memenuhi kebutuhan bisnis berdasarkan data yang ada.Menggunakan pendekatan berpusat pada pengguna selama tahap perancangan dan pengembangan bisa meningkatkan kesempatan adopsi bagi pengguna sistem IB. 
Selain berfokus pada pengalaman user yang diberikan oleh aplikasi IB, juga memungkinkan memotivasi pengguna menggunakan sistem dengan menambahkan elemen kompetisi. Kimball menyarankan mengimplementasikan suatu fungsi pada portal situs IB di mana laporan tentang penggunaan sistem bisa ditemukan. Dengan melakukan hal tersebut, manajer bisa melihat bagaimana departemennya bekerja dan membandingkan dirinya dengan yang lainnya dan hal ini bisa memacu mereka untuk mendorong staf mereka menggunakan sistem IB lebih sering.
Dalam sebuah artikel tahun 2007, H. J. Watson memberikan sebuah contoh bagaimana elemen kompetitif dapat berguna sebagai sebuah insentif.  Watson menjelaskan bagaimana suatu pusat panggilan mengimplementasikan dasbor performansi untuk semua agen panggilan, dengan bonus insentif perbulan dikaitkan dengan metrik performansi. Juga, agen dapat membandingkan performansi mereka dengan anggota tim lainnya. Implementasi dari tipe pengukuran performansi ini dan kompetensi secara signifikan meningkatkan performansi agen.
Kesempatan sukses untuk IB dapat ditingkatkan dengan mengikutkan senior manajemen untuk membantu membuat IB sebagai bagian dari kultur organisasi, dan dengan menyediakan pengguna dengan alat-alat yang berguna, pelatihan, dan dukungan.  Pelatihan mendorong lebih banyak orang menggunakan aplikasi IB. 
Menyediakan bantuan pengguna sangat diperlukan untuk menjaga sistem IB dan menyelesaikan permasalahan pengguna. Dukungan pengguna dapat diikutkan dengan berbagai cara, sebagai contohnya dengan membuat sebuah situs. Situs tersebut harus memiliki isi yang bagus dan alat untuk mencari informasi yang diperlukan. Lebih lanjut, dukungan helpdesk bisa digunakan. Help desk bisa dijalankan oleh pengguna ahli atau tim proyek GD/IB. 

Sebuah portal Inteligensi Bisnis (portal IB) adalah akses antarmuka utama untuk aplikasi gudang data (GD) dan Inteligensi Bisnis (IB). Portal IB adalah impresi pertama bagi pengguna dari sistem GD/IB. Biasanya berbentuk aplikasi peramban, di mana pengguna memiliki akses ke semua layanan sistem GD/IB, laporan dan fungsi analitis lainnya. Portal IB harus diimplementasikan supaya mudah digunakan bagi pengguna aplikasi GD/IB untuk melakukan panggilan terhadap fungsionalitas dari aplikasi. 
Fungsi utama dari portal IB adalah untuk menyediakan sebuah sistem navigasi dari aplikasi GD/IB. Hal ini berarti portal harus diimplementasikan supaya pengguna memiliki akses terhadap semua fungsi dari aplikasi GD/IB.
Cara paling umum untuk merancang portal adalah dengan menyesuaikannya dengan proses bisnis dari organisasi di mana aplikasi GD/IB dirancang, dengan cara tersebut portal dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunannya.  Portal IB harus mudah digunakan dan dipahami, dan jika bisa memiliki tampilan yang sama dengan aplikasi lainnya atau isi situs dari aplikasi organisasi GD/IB yang dirancang (konsistensi).
Berikut ini adalah daftar fitur yang diperlukan bagi portal web secara umum dan portal IB secara khusus:
ü  Terpakai
Pengguna harus dengan mudah menemukan apa yang mereka butuhkan dalam alat IB.

ü  Kaya isi
Portal tidak hanya alat pencetakan laporan, ia harus berisi fungsi lebih seperti saran, bantuan, informasi pendukung dan dokumentasi.
ü  Bersih
Portal harus dirancang supaya mudah dipahami dan tidak terlalu kompleks sehingga membingungkan pengguna
ü  Terbaru
Portal harus diperbarui secara teratur.
ü  Interaktif
Portal harus diimplementasikan supaya mudah bagi pengguna menggunakan fungsinya dan mendorong mereka menggunakan portal. Skalabilitas dan kostumisasi membuat pengguna dapat menyesuaikan portal sesuai kebutuhan mereka.
ü  Berorientasi nilai
Sangat penting bahwa pengguna merasakan bahwa aplikasi GD/IB memiliki sumber nilai yang patut dipakai.

Ada sejumlah vendor inteligensi bisnis, terkadang dikategorikan menjadi vendor independen "murni" dan gabungan "megavendor" yang memasuki pasar lewat tren baru  akuisisi dalam industri IB. 
Beberapa perusahaan yang mengadopsi perangkat lunak IB memutuskan untuk memilih dari penawaran produk yang terpisah (tapi yang terbaik) dibandingkan membeli satu solusi yang terintegrasi secara komprehensif (layanan penuh). 

a.      Spesifik-industri

Pertimbangan khusus untuk sistem inteligensi bisnis harus dilakukan pada sektor-sektor tertentu seperti regulasi bank pemerintahan. Informasi yang dikumpulkan oleh institusi bank dan dianalisis dengan perangkat lunak IB harus dilindungi dari grup atau individu tertentu, dan tersedia penuh untuk grup atau individu lainnya. Oleh karena itu solusi IB harus sensitif terhadap kebutuhan tersebut dan cukup fleksibel untuk beradaptasi terhadap regulasi baru dan perubahan terhadap hukum yang ada.

Tulisan Gartner tahun 2009 memprediksikan  perkembangan berikut dalam pasar inteligensi bisnis:
·            Karena kurangnya informasi, proses, dan perangkat, selama 2012, lebih dari 35 persen dari top 5000 perusahaan global secara regular gagal membuat keputusan yang berwawasan tentang perubahan signifikan dalam pasar dan bisnis mereka.
·            Pada 2012, unit-unit bisnis akan mengontrol paling kurang 40 persen dari anggaran total untuk inteligensi bisnis.
·            Pada 2012, sepertiga dari aplikasi analitis yang digunakan untuk proses bisnis akan diberikan dalam bentuk aplikasibutiran-kasar mashup.
Laporan khusus Information Management tahun 2009 memprediksi tren teratas dari IB: "komputasi hijau, jasa jaringan sosial, visualisasi data, IB seluler, analitis prediktif, aplikasi komposit, komputasi awan dan multi-sentuh." Penelitian yang dilakukan tahun 2014 mengindikasikan bahwa karyawan lebih mungkin memiliki akses ke, dan lebih mungkin lagi terlibat dengan, perangkat IB berbasis-awan daripada perangkat tradisional. 
Tren IB lainya termasuk hal-hal berikut:
·            Produk SOA-IB pihak ketiga yang menangani masalah ETL yang besar.
·            Perusahaan menerapkan pemrosesan dalam memory, pemrosesan 64-bit, dan pra-paket aplikasi IB analitis.
·            Aplikasi operasional memiliki komponen IB, dengan peningkatan pada waktu respon, skala, dan konkurensi.
·            Analitis IB yang tepat atau mendekati seketika adalah ekpektasi dasar.
·            Perangkat lunak sumber-berbuka IB menggantikan penawaran dari vendor.
Jalur penelitian yang lain mengikutkan pengkajian gabungan dari IB dan data tak pasti.  Dalam konteks ini, data yang digunakan tidak diasumsikan harus tepat, akurat dan komplit. Melainkan, data dianggap tidak pasti dan karenanya ketidakpastian ini disebarkan ke hasil yang dikeluarkan oleh IB.
Menurut kajian dari Aberdeen Group, ada peningkatan ketertarikan dalam IB Software-as-a-Service (SaaS - Perangkat lunak sebagai jasa) selama beberapa tahun terakhir, dengan dua kali lipat organisasi menggunakan pendekatan ini setahun lalu - 15% di tahun 2009 dibandingkan 7% di tahun 2008.
Sebuah artikel oleh Chris Kanaracus menunjukan pertumbuhan data yang sama dari firma penelitian IDC, yang memprediksi pasar IB SaaS akan tumbuh 22 persen setiap tahun sampai 2013 berkat meningkatnya kecanggihan produk, anggaran IT yang ketat, dan faktor lainnya.

Untuk menghemat biaya riset, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau yang dikenal sebagai pemilik jaringan retail Alfamart dan Alfamidi sengaja membangun minimarket di lokasi yang berdekatan.
Corporate Communication GM Alfamart Nur Rachman mengatakan bahwa dalam menentukan lokasi pembangunan, perusahaan menerapkan konsep model pasar persaingan sempurna (PPS) dalam prinsip ekonomi. Model PPS ini didefinisikan sebagai bentuk pasar paling ideal, di mana salah satu ciri dalam satu pasar terdapat lebih dari satu pengusaha dengan barang atau jasa yang ditawarkan bersifat homogen.

     Menurut Nur Rachman bahwa apabila di suatu lokasi sudah berdiri Alfamart bisa dipastikan lokasi tersebut memiliki potensi pasar yang bagus dan lolos uji kelayakan bisnis.
Dalam menentukan kelayakan suatu lokasi untuk minimarket, dibutuhkan beberapa pertimbangan, antara lain kepadatan penduduk, kepadatan lalu lintas yang dilalui di sekitar minimarket, target segmen yang tepat, dan lingkungan sosialyangmendukung.

Kedekatan lokasi minimarket secara tidak langsung juga memberi kemudahan bagi masyarakat dalam memilih atau membandingkan harga, produk, kualitas, serta jasa yang ditawarkan. Akhirnya, bisnis minimarket bisa bersaing secara fair dalam memuaskan konsumen dan memberikan harga yang wajar.

Lebih lanjut, berdasarkan data Nielsen, rata-rata pertumbuhan jumlah minimarket di Indonesia per tahun sampai September 2015 tercatat sekitar 12,7 persen. Nilai ini lebih tinggi dibanding supermarket ataupun hipermarket dengan pertumbuhan 3,6 persen.

Menurut Nur, bahwa salah satu faktor yang memacu pertumbuhan itu, minimarket tak membutuhkan ruang yang besar. Dengan investasi mulai Rp 400 juta, di luar biaya lokasi, masyarakat sudah bisa memiliki toko Alfamart dalam bentuk waralaba.



















Inteligensi Bisnis (IB) adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis bisnis. Intelijen Bisnis merupakan evolusi dari sistem pendukung keputusan Decision Support Systems (DSS).  Intelijen Bisnis dapat diterapkan untuk tujuan bisnis berikut : Pengukuran, Analisis, Pelaporan Kolaborasi, Pengetahuan Manajemen.Sumber Informasi Intelijen meliputi : lembaga pemerintah, asosiasi perdagangan industri, perusahaan riset pasar swasta, media massa, kajian khusus yang dilakukan organisasi, internet. Unsur pokok dalam informasi intelijen : profil keperluan informasi dari manajer, sistem penggalian informasi manajemen, sistem pengkodean dan penyimpanan, sistem analisis data, kajian khusus, sistem pelaporan, pedoman penghapusan data.
Suatu gudang data mengandung salinan dari data analitis yang memfalisitasi pendukungan keputusan. Namun, tidak semua layanan gudang data untuk inteligensi bisnis, tidak juga semua aplikasi inteligensi bisnis membutuhkan sebuah gudang data. Proyek IB bisa mendapatkan prioritas tinggi dalam organisasi. Faktor sukses dari implementasi bisnis: dukungan bisnis, kebutuhan bisnis, jumlah dan kualitas dari faktor yang ada.Manfaat IB bagi pengguna : meningkatkan kesempatan adopsi bagi pengguna sistem IB, manajer bisa melihat bagaimana departemennya bekerja dan membandingkan dirinya dengan yang lainnya dan hal ini bisa memacu mereka untuk mendorong staf mereka menggunakan sistem IB lebih sering, agen dapat membandingkan performansi mereka dengan anggota tim lainnya. Implementasi dari tipe pengukuran performansi ini dan kompetensi secara signifikan meningkatkan performansi agen
Sebuah portal Inteligensi Bisnis (portal IB) adalah akses antarmuka utama untuk aplikasi gudang data (GD) dan Inteligensi Bisnis (IB). Portal IB adalah impresi pertama bagi pengguna dari sistem GD/IB. Fungsi utama dari portal IB adalah untuk menyediakan sebuah sistem navigasi dari aplikasi GD/IB. Hal ini berarti portal harus diimplementasikan supaya pengguna memiliki akses terhadap semua fungsi dari aplikasi GD/IB.
Cara paling umum untuk merancang portal adalah dengan menyesuaikannya dengan proses bisnis dari organisasi di mana aplikasi GD/IB dirancang, dengan cara tersebut portal dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunannya. Daftar fitur yang diperlukan bagi portal web secara umum dan portal IB secara khusus: terpakai, kaya isi, bersih, terbaru, interaktif, berorientasi nilai.Ada sejumlah vendor inteligensi bisnis, terkadang dikategorikan menjadi vendor independen "murni" dan gabungan "megavendor" yang memasuki pasar lewat tren baru  akuisisi dalam industri IB.  Beberapa perusahaan yang mengadopsi perangkat lunak IB memutuskan untuk memilih dari penawaran produk yang terpisah (tapi yang terbaik) dibandingkan membeli satu solusi yang terintegrasi secara komprehensif (layanan penuh). Ketika seseorang mulai untuk menggabungkan beberapa set informasi, seseorang dapat menghasilkan sejumlah besar intelijen bisnis .
 Intelijen bisnis membantu seseorang membuat keputusan bisnis strategis yang efektif . PT. Alfamart dalam menerapkan IB selalu memperhatikan lokasi, masih belum memperhatikan cara penataan barang yang bisa mendorong pembeli untuk beli dan beli lagi bukan malah membandingkan antara produk yang satu dengan yang lainnya.

            Sebaiknya Alfamart dalam mengembangkan bisnisnya tidak hanya memperhatikan lokasi – lokasi pendirian alfamart saja. Tetapi juga memperhatikan penataan barang, contohnya penataan barang mie instan merek yang satu dengan merek yang lain diletakkan berdampingan tanpa diletakkan barang-barang pendukungnya seperti: telor, saos, dan kecap. Sehingga jika penataan barangnya seperti yang saya sarankan maka pembeli ingin beli barang lagi dan lagi, tanpa membandingkan harga barang produk yang satu dengan yang lainnya.


www. google.com
id.wikipedia.org/wiki/intelijen_bisnis
ranggablack.wordpress.com
ncuzallen.blogspot.in/2011/11/management-by-objective.html
maulanurhardiansyah.blogspot.com
fathurrozak.wordpress.com